Banyak Artis Hollywood Yang jadi LGBT?
By Arham Rasyid
"We are the happiest Dads in the world" , kata Mark Westlife. Foto ini saya screenshot dari postingan terakhir di instagramnya.
Secara bahasa, "we are" dan "Dads" tentu saja jamak. Jadi bisa diartikan "kami adalah ayah-ayah yang paling bahagia di dunia".
Nah, bingung gak tuh, trus yang berperan sebagai ibunya siapa?
Ya, begitulah hubungan gak lazim kaum melambai ini. Njlimet bin mumet relationship. Foto di atas adalah foto Mark bersama pasangan mahonya. Mereka saja sepertinya bingung berbagi peran, hingga terpaksa pake kata Dads.
Sebagai salah satu orang yang masa mudanya pernah digalaukan oleh senandung "aaaywon forget d'wey yurkissing filing sostrong wirlasting for solong", saya termasuk yang shock dan kecewa berat saat tau kalo si Mark ini ternyata BPJS (Bodi Padet Jiwa Sekong). Menyusul Ricky Martin, John Travolta, Charlie Sheen, George Clooney, hingga Wentworth Miller Prison Break.
Penyakit satu ini memang menghampiri orang-orang yang unpredictable. Bisa yang ganteng, kekar, brewokan, yang sudah nikah dan punya anak, bahkan bisa kena ustad juga.
Saya pernah lama bergaul dengan mereka yang jenis ini, kebanyakan penyanyi job. Jadi sedikit banyaknya pahamlah kondisi psikologisnya. Mereka punya perasaan halus kayak serutan. Sebenarnya setia kawan, tapi kadang juga menggunting dalam lipatan, menyodok dari belakang, teman sendiri bisa dimakan, dikasih kesempatan curhat malah mau grepe-an. Untung gak saya kasih maegeri cudan. Ah, sudahlah, ini terlalu perih untuk diceritakan.
Balik ke foto di atas, bagaimana Mark bisa punya anak, sementara pasangannya gak mungkin mbrojolin bayi dari usus besar?
Apakah hadiah dari lol surprise? Atau keluar dari cangkang kinderjoi? Bukan juga.
Mereka dapat anak dengan cara surrogate mother atau perjanjian dengan seorang wanita untuk minjem rahimnya dan menjalani kehamilan bagi orang lain. Naudzubillah, tambah mumet kan?
Makanya, islam mengistilahkan dosa maho ini sebagai "faahisyah" atau keburukan yang paling parah dan melampaui batas. Core of the core-nya dosa.
Saat ziarah ke negeri Syam tahun lalu, di antara kota Jericho sebelum memasuki Yerussalem kami melintas di sebuah daerah gurun yang berbentuk dan kontur yang aneh, ditambah angin berhembus kencang dan berdebu, ada aura mistis yang gak enak. Gak ada rumah penduduk selain tenda-tenda Arab badui yang nomaden. "Inilah negeri kaum sodom" kata guide kami. Negeri yang dulu ditunggingkan oleh Allah atas konsekuensi perbuatan faahisyah.
Asli merinding. Gak cukuplah ini sebagai peringatan?
Di freindlist, sudah saya sleding orang-orang yang saya lihat pro dengan varian ini. Dulu banyak jumlahnya, bisa dideteksi dari postingan atau nangkring di mana jempolnya. Sekarang pun sepertinya masih ada, tapi gak apa-apalah, kalo gerah dengan postingan saya biasanya pada resign sendiri, gak perlu nunggu sampe saya kasih pesangon.
Ini bisa diobati? Mestinya bisa, kalo mau.
Bisa dicegah? Bisa juga. Cara yang paling sederhana ya jangan kasih panggung. Jangan ketawain kalo lagi beraksi. Keliru sih kalo bilang harus dirangkul. Manja jadinya. Mendingan dirukyah.
Yah, semoga keluarga kita dijaga, dijauhkan dan terhindar dari faahisyah ini. Aaminn..
Yang mau copas silakan, gak perlu izin. Antisipasi kalo postingan ini besok sudah hilang dari timeline.
Silahkan tulis tanggapan kalian di kolom komentar dan jangan lupa dishare jika dirasa bermanfaat.
"We are the happiest Dads in the world" , kata Mark Westlife. Foto ini saya screenshot dari postingan terakhir di instagramnya.
Secara bahasa, "we are" dan "Dads" tentu saja jamak. Jadi bisa diartikan "kami adalah ayah-ayah yang paling bahagia di dunia".
Nah, bingung gak tuh, trus yang berperan sebagai ibunya siapa?
Ya, begitulah hubungan gak lazim kaum melambai ini. Njlimet bin mumet relationship. Foto di atas adalah foto Mark bersama pasangan mahonya. Mereka saja sepertinya bingung berbagi peran, hingga terpaksa pake kata Dads.
Sebagai salah satu orang yang masa mudanya pernah digalaukan oleh senandung "aaaywon forget d'wey yurkissing filing sostrong wirlasting for solong", saya termasuk yang shock dan kecewa berat saat tau kalo si Mark ini ternyata BPJS (Bodi Padet Jiwa Sekong). Menyusul Ricky Martin, John Travolta, Charlie Sheen, George Clooney, hingga Wentworth Miller Prison Break.
Penyakit satu ini memang menghampiri orang-orang yang unpredictable. Bisa yang ganteng, kekar, brewokan, yang sudah nikah dan punya anak, bahkan bisa kena ustad juga.
Saya pernah lama bergaul dengan mereka yang jenis ini, kebanyakan penyanyi job. Jadi sedikit banyaknya pahamlah kondisi psikologisnya. Mereka punya perasaan halus kayak serutan. Sebenarnya setia kawan, tapi kadang juga menggunting dalam lipatan, menyodok dari belakang, teman sendiri bisa dimakan, dikasih kesempatan curhat malah mau grepe-an. Untung gak saya kasih maegeri cudan. Ah, sudahlah, ini terlalu perih untuk diceritakan.
Balik ke foto di atas, bagaimana Mark bisa punya anak, sementara pasangannya gak mungkin mbrojolin bayi dari usus besar?
Apakah hadiah dari lol surprise? Atau keluar dari cangkang kinderjoi? Bukan juga.
Mereka dapat anak dengan cara surrogate mother atau perjanjian dengan seorang wanita untuk minjem rahimnya dan menjalani kehamilan bagi orang lain. Naudzubillah, tambah mumet kan?
Makanya, islam mengistilahkan dosa maho ini sebagai "faahisyah" atau keburukan yang paling parah dan melampaui batas. Core of the core-nya dosa.
Saat ziarah ke negeri Syam tahun lalu, di antara kota Jericho sebelum memasuki Yerussalem kami melintas di sebuah daerah gurun yang berbentuk dan kontur yang aneh, ditambah angin berhembus kencang dan berdebu, ada aura mistis yang gak enak. Gak ada rumah penduduk selain tenda-tenda Arab badui yang nomaden. "Inilah negeri kaum sodom" kata guide kami. Negeri yang dulu ditunggingkan oleh Allah atas konsekuensi perbuatan faahisyah.
Asli merinding. Gak cukuplah ini sebagai peringatan?
Di freindlist, sudah saya sleding orang-orang yang saya lihat pro dengan varian ini. Dulu banyak jumlahnya, bisa dideteksi dari postingan atau nangkring di mana jempolnya. Sekarang pun sepertinya masih ada, tapi gak apa-apalah, kalo gerah dengan postingan saya biasanya pada resign sendiri, gak perlu nunggu sampe saya kasih pesangon.
Ini bisa diobati? Mestinya bisa, kalo mau.
Bisa dicegah? Bisa juga. Cara yang paling sederhana ya jangan kasih panggung. Jangan ketawain kalo lagi beraksi. Keliru sih kalo bilang harus dirangkul. Manja jadinya. Mendingan dirukyah.
Yah, semoga keluarga kita dijaga, dijauhkan dan terhindar dari faahisyah ini. Aaminn..
Yang mau copas silakan, gak perlu izin. Antisipasi kalo postingan ini besok sudah hilang dari timeline.
Silahkan tulis tanggapan kalian di kolom komentar dan jangan lupa dishare jika dirasa bermanfaat.