Kebumen Punya Kampung Garam
Sudah Ber-SNI Garam Kebumen Layak Konsumsi
(Foto by @humaskebumen)
MIRIT - Garam produksi Kebumen telah mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam ruang lingkup proses produksi garam konsumsi beryodium. Selain itu, juga telah mendapat ijin edar dari BPOM, sehingga sudah bisa dijual bebas. "Kebumen adalah kabupaten pertama yang menerima sertifikasi SNI, BPOM dan surat ijin edar," kata Kepala Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Syarif Widjaya, pada acara Launching Kampung Garam, di Desa Miritpetikusan, Kecamatan Mirit, Selasa (24/9).
Syarif Widjaya, mengatakan garam Kebumen memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari produksi daerah lain. Hal karena air laut sebagai bahan baku utamanya masih belum tercemar. Bahkan kadar natrium klorida (Na Cl) mencapai 95,75 persen. "Sudah sangat cukup untuk garam konsumsi. Tinggal menaikan sedikit kadarnya menjadi 97 untuk menjadi garam industri," ujarnya.
Menurutnya, kualitas ini karena produksi garam di Kebumen menggunakan sistem tunel. Yaitu, air laut sebelum masuk ke dalam tunel sudah difilter dan di dalamnya dilapisi plastik. "Sehingga hasilnya bisa langsung dipanen dengan kondisi bersih," terang Syarif.
Syarif berharap dengan adanya produk garam di Kebumen akan dapat mengurangi garam impor. Selain itu, ia juga meminta petani garam Kebumen agar tidak memproduksi garam krosok, yang dijual karungan. "Garam krosok begitu panen langsung dikarungi sehingga harganya tergantung pasar. Kadang harganya Rp 2.000, kadang turun sampai Rp 150-200. Oleh karenanya Kebumen harus memproduksi garam konsumsi yang harganya stabil karena sudah diolah dan dijual langsung ke konsumen," imbuhnya.
Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz, mengatakan pihaknya akan mewajibkan ASN di Kebumen untuk membeli garam produksi masyarakat pesisir selatan. Hal ini dilakukan untuk membantu pemasaran pada petani garam. "Kita akan buat edaran agar ASN membeli garam Kebumen untuk menjamin bahwa mereka bisa memproduksi dan pemasaran," kata bupati
Bupati mengungkapkan, kebutuhan garam di Kebumen mencapai 50 ribu ton per tahun.
(Semua foto dari ig @kampung garam Kebumen dan @humaskebumen)
Semoga ini awal yang baik untuk semua petani garam di wilayah Kebumen. Suport terus dengan beli produk lokal jika nanti produknya sudah tersebar ke semua wilayah kab. Kebumen. Ekonomi maju insya Allah masyarakat Kebumen semakin sejahtera.
(Foto by @humaskebumen)
MIRIT - Garam produksi Kebumen telah mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam ruang lingkup proses produksi garam konsumsi beryodium. Selain itu, juga telah mendapat ijin edar dari BPOM, sehingga sudah bisa dijual bebas. "Kebumen adalah kabupaten pertama yang menerima sertifikasi SNI, BPOM dan surat ijin edar," kata Kepala Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Syarif Widjaya, pada acara Launching Kampung Garam, di Desa Miritpetikusan, Kecamatan Mirit, Selasa (24/9).
Syarif Widjaya, mengatakan garam Kebumen memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari produksi daerah lain. Hal karena air laut sebagai bahan baku utamanya masih belum tercemar. Bahkan kadar natrium klorida (Na Cl) mencapai 95,75 persen. "Sudah sangat cukup untuk garam konsumsi. Tinggal menaikan sedikit kadarnya menjadi 97 untuk menjadi garam industri," ujarnya.
Menurutnya, kualitas ini karena produksi garam di Kebumen menggunakan sistem tunel. Yaitu, air laut sebelum masuk ke dalam tunel sudah difilter dan di dalamnya dilapisi plastik. "Sehingga hasilnya bisa langsung dipanen dengan kondisi bersih," terang Syarif.
Syarif berharap dengan adanya produk garam di Kebumen akan dapat mengurangi garam impor. Selain itu, ia juga meminta petani garam Kebumen agar tidak memproduksi garam krosok, yang dijual karungan. "Garam krosok begitu panen langsung dikarungi sehingga harganya tergantung pasar. Kadang harganya Rp 2.000, kadang turun sampai Rp 150-200. Oleh karenanya Kebumen harus memproduksi garam konsumsi yang harganya stabil karena sudah diolah dan dijual langsung ke konsumen," imbuhnya.
Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz, mengatakan pihaknya akan mewajibkan ASN di Kebumen untuk membeli garam produksi masyarakat pesisir selatan. Hal ini dilakukan untuk membantu pemasaran pada petani garam. "Kita akan buat edaran agar ASN membeli garam Kebumen untuk menjamin bahwa mereka bisa memproduksi dan pemasaran," kata bupati
Bupati mengungkapkan, kebutuhan garam di Kebumen mencapai 50 ribu ton per tahun.
(Launching kampung garam Kebumen)
(Semua foto dari ig @kampung garam Kebumen dan @humaskebumen)
Semoga ini awal yang baik untuk semua petani garam di wilayah Kebumen. Suport terus dengan beli produk lokal jika nanti produknya sudah tersebar ke semua wilayah kab. Kebumen. Ekonomi maju insya Allah masyarakat Kebumen semakin sejahtera.